ads-unit

Mentari Sulha, Peretas Asa Dari Nagan Raya

0
Sekolah Sepak Bola Mentari Sulha mencatat hasil yang fenomenal di ajang babak Kualifikasi Aqua Danone Nations Cup 2015. Rahasia sukses ada pada pembinaan yang tak kenal lelah. Tanpa modal, minim dukunga, tapi mereka bisa.

SSB Mentari Sulha adalah tim sepakbola usia dini asal Nagan Raya. Sekolah ini lahir setelah
pendirinya, Eddy Wankunaidi merasa kagum dengan pembinaan olahraga di Singapura termasuk belahan dunia lain.

Dengan mengusung, motto "kegagalan satu jembatan untuk menuju kesuksesan" maka lahirnya klub Mentari yang berarti sinar mata hari pagi. Nama Sulha diambil dari penggalan gabungan orang tua Eddy yakni Sulaiman dan Halimah. Maka munculnya sekolah tersebut.

Setelah berembuk dan mendapat persetujuan tokoh masyarakat Desa Blang Panyang, Kecamatan Seunagan Timur, Nagan Raya. Maka lahirnya SSB Mentari Sulha. "Tak ada kata terlambat," sebut Eddy, dalam bincang-bincang dengan Waspada belum lama ini.

Apalagi, lanjut dia, motivasi besar yang diusungnya adalah demi menyelamatkan generasi muda dari bahaya narkoba.  "Meski sangat terbatas sarana dan prasarana, maka hadirlah SSB tersebut," katanya.

Maka, sejak tiga tahun terakhir itulah, mereka terus berkiprah mencari bakat dari pesisir Pantai Barat. Memang, prestasi mutakhir tak seperti layaknya tim-tim SSB dari Pantai Timur.

Namun bukan tidak mungkin, dalam beberapa tahun ke depan, para juara akan muncul dari tanah Nagan Raya. Teranyar adalah, saat mereka mampu menjadi semifinalis Aqua DNC 2015. "Ini untuk keempat kali kami ikut Piala Danone," kata Eddy, sang manajer.

Dia mengakui, membina dan mencari bibit-bibit pemain bola bukan perkara mudah. Apalagi bila tanpa sokongan dari orang tua, pemerintah serta pengusaha. Pun begitu, meski dukungan yang minim, tapi lembaga tersebut tetap hidup.

Kata Eddy, SSB Mentari Sulha berdiri pada 2011. Setahun kemudian, tim yang dilatih Teuku Junaidi Edwar, S.Sos langsung mengikuti Piala Danone. Memang, tahun pertama, mereka belum bisa bicara banyak.

Kemudian, setahun kemudian, tim yang berlatih di lapangan Korp Brimob dan lapangan Simpang Leupee, Nagan Raya ini mulai mewarnai turnamen tahunan yang keberadaannya di dunia diakui sebagai Piala Dunia usia dini.

Dua tahun lalu, pasukan belia Nagan mulai menapaki jejak hingga menembus babak 16 Besar Kualifikasi Aqua DNC 2013 regional Aceh. Setahun kemudian, langkah mereka terhenti di babak delapan besar.

Baru, tahun ini di ajang yang sama, skuad racikan Junaidi melangkah jauh hingga semifinal. Hanya nasib saja yang membuat mereka gagak ke partai puncak. "Kami kalah adu penalti dengan SSB Dewantara," kata Ediwan.

Kekalahan di babak ini membuat M Darwis dkk harus puas memperebutkan posisi tiga dan empat dengan SSB Bijeh Mata, Bireuen. Hasilnya, dibabak itupun, Rizki Mauliandi tak beruntung, mereka kalah 0-1 dari pasukan Kota Juang.

Pun begitu, manajemen mengaku bangga dengan kerja keras Wahyu, M Darwis, Zarkasyi, Muhammad Rozi, Rizki Mauliandi, Sabaruddin, Muhammad Darulnafis, Faisal Musliadi, M Ruhul Febryan, M Aprizal Phonna, M Yusra dan Turiman.

"Anak-anak sudah berusaha, hanya saja belum berhasil. Kerja keras mereka untuk mengharumkan daerah luar bisa. Tapi akhirnya kalah dengan daerah yang memang punya basis sepakbola kuat," tutur Eddy.

Panitia Penyelenggara Piala Danone Regional Aceh, Zahirsyah Oemardy mengaku salut dengan pembinaan yang dilakukan beberapa SSB termasuk Mentari Sulha. Apalagi kiprah tim asal Nagan Raya itu sudah mulai diperhitungkan.

"Dengan pembinaan yang kontinue, mendapat dukungan dari berrbagai pihak, termasuk pemerintah bukan tak mungkin suatu saat nanti, Nagan Raya menjadi sentral pencetak pemain handal seperti daerah lain. Kita harap ini menjadi peretas asa itu," ungkap Zahir saat dihubungi terpisah. [Munawardi Ismail]

About The Author

Hello, I am an web designer/developer from Melbourne, Australia. Sed ut perspiciatis unde omnis iste natus error sit voluptatem accusantium .